Search

iklan

BPOM : Tak Ada Gorengan Mengandung Plastik, Tapi……

BPOM : Tak Ada Gorengan Mengandung Plastik, Tapi Boraks Tambah Banyak

Gorengan di pinggir jalan bisa renyah, kabarnya karena minyak gorengnya dicampur plastik. Kabar itu dibantah oleh Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM), tapi kalau yang mengandung boraks diakui makin banyak dan efeknya sama-sama bisa bikin renyah.

"Informasi seperti itu banyak yang dilebih-lebihkan. Di lapangan kami belum pernah menemukan gorengan yang mengandung plastik. Tapi kalau memang ada, silakan laporkan," kata Dr Roy Sparringa, Deputi Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM usai talk show BPOM Sahabat Ibu di Kantor BPOM, Jakarta, Senin (16/4/2012).

Dr Roy mengakui, masyarakat banyak menyampaikan kekhawatirannya karena takut gorengan yang dibeli di pinggir jalan telah dicampur plastik. Jika benar demikian, maka dalam jangka panjang kandungan plastik itu bisa merusak tubuh dan memicu berbagai macam penyakit termasuk kanker yang mematikan.

Namun menurut Dr Roy, penelusuran BPOM sejauh ini belum pernah menemukan bukti bahwa kabar itu benar dan perlu ditindaklanjuti. Ia mengatakan, yang perlu dikhawatirkan dari gorengan di pinggir jalan justru kualitas minyak yang kadang-kadang masih dipakai ulang sampai berkali-kali sehingga strukturnya berubah menjadi minyak jahat.

Selain itu, Dr Roy juga mengakui bahwa penyalahgunaan bahan berbahaya dalam makanan. Juga masih banyak ditemukan. Meski tidak menemukan gorengan yang dicampur plastik supaya lebih renyah, BPOM justru menemukan makin banyak produk jajanan yang dicampur boraks dengan tujuan yang sama.

"Biasanya memang bukan di goreng-gorengan seperti tempe goreng itu ya, biasanya kerupuk yang pakai boraks. Termasuk bakso, karena juga bikin kenyal. Pokoknya banyak lah produk-produk yang dicampur boraks, tambah banyak lagi sekarang" kata Dr Roy.

Boraks atau asam boraks yang dikenal juga di masyarakat dengan nama 'bleng' adalah bahan kimia berbahaya yang tidak seharusnya dicampur dalam makanan karena dalam jangka panjang bisa terakumulasi dan menyebabkan keracunan. Di industri mebel, boraks sering dipakai sebagai pengawet kayu.

Secara umum Dr Roy menyampaikan, cemaran bahan berbahaya dalam berbagai produk makanan relatif berkurang dari 40-an persen di tahun 2010 menjadi 35,5 persen di tahun 2011.

Dari angka tersebut, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti boraks, formali, zat pewarna rodhamin dan sebagainya mencapai 7 persen sedangkan sisanya adalah cemaran mikrobiologi seperti bakteri dan sejenisnya. (Sumber : Detik Health)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Alamat SAMSAT

iklan

Info Belanja

online gif animator online gif animatorhow to make gif animation maker

Comment

Recommended Reading

iklan iklan iklan iklan iklan

SURAT AL QUR'AN

Al Mulk
Yassin
Al Waqiah
Download
Download
Download
iklan